karnaadalah ksatriya yang hidup sebagai sudra, brahmana, namun tak pernah sepenuhnya menjadi bagian kaum yang ia perankan. seumur hidupnya, karna adalah sosok yang lain. dan terus dipersalahkan. bahkan ketika menjadi ksatriya, ia tak berada di tempat yang sesuai dengan darah yang mengalir di nadinya. ia menjadi bagian sekaligus bukan bagian Baktiku kanda Adipati", Arjuna duduk bersimpuh dihadapan Adipati Karna setelah menghaturkan sembahnya. "Arjuna, seumpama aku seorang anak kecil, pastilah aku sudah menagis meraung raung. Tetapi beginilah orang yang menjalani kewajiban. Aku bela bela diriku membutakan mata menutup rasa hati untuk mencapai kamukten. Wontencerita wayang bahasa jawa Adipati Karna gugur ugi kaserat Nalika Krishna ngendika uga ndesek Arjuna konjuk enggal manah Karna, Karna namung sanguh ndungkluk lan mboten sanguh matur napa-napa. Tanpa suwanten, piyambakipun minggah ing kereta uga ngenengke roda keretanipun klelep lebet lendhut. Piyambakipun enggal nguculaken panah datheng Vay Tiền Nhanh. ï»żGugurnya Karna Varian Pewayangan Jawa – Keesokan hari, putra Yamawidura yang bernama Raden Sanjaya mencoba mendahului Arjuna dengan menantang Karna. Tapi tantangannya tak didengar, yang mendengar adalah putra kedua Adipati Karna yaitu Raden Wersasena. Pertempuran tidak terelakkan. Keduanya sebanding sakti, tapi Raden Sanjaya bertambah berbahagia. Wersasena tewas ditangannya. Mematamatai hal ini, Karna berang tak kepalang. Anak lelakinya dulu satu, tewas pula. Segera ia menyajikan tantangan Sanjaya. Adipati Karna bukanlah tandingan putra Yamawidura tersebut. Tak lama, keris Kyai Jal ak menewaskan Raden Sanjaya. Selepas itu, Adipati Karna naik keatas kereta perangnya yang dikusiri Tuanku Salya. Nampak dikejauhan kereta perang Jaladara yang dikusiri Sri Kresna mendekat sambil mengirimkan panengah Pandawa, Raden Arjuna. Detik keduanya berbenturan, cempeng semua prajurit menghentikan persangkalan. Suasana sirep. Dua putra Kunti kini bertemu dan akan saling bertumbuk setakat ajal ulem pelecok satunya. Arjuna turun dari keretanya dan menyembah kakaknya. Setelah menghaturkan puja bekti, Arjuna mencoba membujuk kakaknya cak bagi tak meneruskan bertarung dan serempak membangun bersama Pandawa. Adipati Karna menolak dengan halus. “Ini adalah pengabdian atas apa yang telah diberikan Astinapura kepadaku,”ucap Karna. “Jikalau serupa itu, padalah permohonan maafku. Bukan aku bermaksud lancang melawan tali pusar sendiri,”ujar Arjuna. Kembalilah mereka ke kereta saban. Perang tanding bukan juga terelakkan. Dengan dakar, kedua putra Kunti itu saling bertarung. Intim seharian mereka bertarung, hari telah beranjak sore. Hingga kemudian Kresna mengintai kelalaian dalam diri Karna dan Prabu Salya. Kresna mensyariatkan Arjuna lakukan memperlainkan panah Pasopati ke leher Karna. Arjuna menurut, sambil memejamkan mata karena tak tega, Arjuna melepaskan cuaca yang memiliki ujung seperti mana hilal itu. Karena tajamnya Pasopati, Adipati Karna langsung tewas dan terduduk dikereta. Senyum tersungging dibibirnya, seakan enggak menangisi keputusannya membela Kurawa. Kidung layu turun disertai rintik hujan menyertai kepergian Adipati Basukarna. Semesta batih Pandawa berkumpul, member sanjungan buncit kepada saudara wayan mereka. Mereka terlahir dari ibu yang sebabat meski memilih jalan nan berbeda. Mengetahui menantunya gugur, Yang dipertuan Salya ambruk dari kereta, lari kembali ke anjungan Bulupitu. Sore selepas Adipati Karna luruh, berawan haram serta hujan nan turun membasahi Kurusetra seakan menahbiskan suasana hati para Kurawa. Kini kuantitas mereka dapat dihitung dengan jari. Para Kurawa nan berjumlah seratus, waktu ini hanya tinggal sepuluh. Termasuk Duryudana dan Raden Kartamarma. Sepatutnya ada Bharatyudha telah berakhir, tapi Duryudana enggan menanggung kalah. Kini tak ada juga nan bisa diandalkan oleh Duryudana. Dalam siding di pesanggrahan Bulupitu, Bendahara Sengkuni terang-terangan menyindir Syah Salya yang tak kepingin turun panggung lagi. Bahkan diperparah dengan tuturan Aswatama yang memojokkan Emir Salya atas meninggalnya Adipati Karna. Ucapan Aswatama yang tak ada sopan santunnya takhlik Salya marah dan Duryudana mengusir Aswatama keluar dari paviliun. Karenanya diputuskan, Prabu Salya menjadi senapati terala di Kurawa. Gundah perasaan para Pandawa mengetahui Yang dipertuan Salya diangkat menjadi senapati tertinggi. Terutama sekali si kembar Nakula dan Sadewa. Ini berarti mereka haru bertatap dengan sang uwa. Aji Salya merupakan embok dari Dewi Madrim, ibu Nakula dan Sadewa. Kresna reaktif benar dengan situasi ini, dengan bijak Kresna meminta agar Nakula dan Sadewa menjauhi menemui Prabu Salya dan memohon kemudahan bagi Pandawa. Dengan berat hati si kembar menghindari menangkap tangan Salya. Momen bertemu, Prabu Salya telah memahami maksud kedatangan keponakannya tersebut. Dengan penuh hidayah, Salya berucap,”Aku merestui segala tindakan Pandawa, aku juga menginginkan kemajuan di pihak Pandawa. Aku membela Kurawa karena kuntum-putriku yang menjadi istri Duryudana dan Adipati Karna. Ketahuilah, tak akan ada yang sanggup membandingbanding kekuatan ajian Candrabhirawa. Aji-aji ini hanya sanggup dikalahkan oleh seseorang nan n kepunyaan jiwa nan tulus. Katakan itu lega Sri Kresna, dia faham apa maksudnya.” Setelah berkata demikian, Salya meminta kedua keponakannya cak bagi segera pulang karena tahun akan kilap dan perang akan segera dimulai. Nakula dan Sadewa undur diri. Adipati Karna nata Ratu satriya Raja Ing Ngawangga Awangga. Isih sedulur karo pandhawa nanging beda Bapak. Sejatine putrane Dewi Kunthi Lan Bathara Surya kang lair saka talingan. Mulo diarani sedulur tunggal ibu bedo bapak. – assalaamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh. Basukarno merupakan seorang atau raja juga seorang Ksatria dari Kerajaan Ngawangga. Dia masih saudara dengan para pandawa lima, akan tetapi berbeda bapak. Sebenarnya dia adalah putranya Dewi Kunthi dengan Bathara Surya, yang lahir melewati daun telinga. Sehingga dewi kunthi masih tetap perawan jalan itunya. Kenapa Prabu Karna Diarani Surya Putra utawa aran Suryatmaja? Mergane yo kuwi mou. Anake bethara Surya. Nduwe jeneng liya yaiku Basukarna. Dia memiliki nama yang lain yaitu Basukarna. piye sifat adipati karna Karna? duweni sifat angkuh nanging seneng sifatnya? Dia memiliki sifat yang tinggi hati, namun suka menolong. kesaktiannya di dapatkannya saat dia dilahirkan memakai anting-anting dan baju kebal pemberian ayahnya Batara Surya. kepriye pasuryane adipati karna? Pasuryane memper kaya Janaka/arjuna. Ganteng bagus elok rupane. Bagaimanakah penampakan atau wajah dan perawakannya? Dia mirip dengan Harjuna atau Janaka, mempunyai wajah tampan elok rupawan. Karena kemiripannya ini membuat bathara Narada salah dalam memberikan senjata yang semula untuk Janaka malah di berikan kepada Karna. Pasuryan, Kreta, Kusire Adipati Karna lan Gamane Sebutna jenenge kretane ,kusire ,lan panahe Adipati Karna nalika prang Baratayuda ! Ing perang baratayudha. kusire karna Prabu Salya. panahe arane panah wijayadanu. mungsuhipun yaiku Arjuna. Kretane adipati karna arane yaiku Jatisura. Kretane ajur amarga ketiban wadag gadhutkaca Sebutkan nama kereta, kusir, panah senjata milik Adipati Basukarna saat perang Bharatayudha! Dalam perang Bharatayudha, yang menjadi kusirnya Karna adalah Prabu Salya, dia memiliki senjata panah bernama Wijayadanu. Adapun lawan tandingnya adalah Janaka. Kereta sang Adipati ini bernama Jatisura, kemudian hancur berantakan karena kejatuhan badan Gathutkaca yang telah mati. Panahe arjuna arane pasopati. Dening Kusire Janaka yaiku Prabu kresna. Adapun lawannya dalam peperangan adalah Janaka. Sang Arjuna memiliki senjata panah bernama Pasopati, adapun yang menjadi kusir Janaka yaitu Prabu Kresna. udah ya, kayaknya seputar informasi adipati Karna sudah saya rangkum dalam artikel ini, semoga memudahkan dalam menjawab soal ujian maupun ulangan mata pelajaran Bahasa Jawa. salam kenal dan wassalaamu’alaikum. Read more articles Adipati karna atau sering di sebut karna adalah anak yang terlahir dari hubungan gelap dewi kunti dan batara surya. Waktu kecil ia di hanyutkan di sungai oleh ibunya, dan di temukan oleh seorang kusir bernama adirata. Ia di asuh dan di besarkan oleh adirata. Sesudah ia dewasa ia pergi untuk berguru kepada seorang pendeta bernama Rama parasu,bertahun tahun ia berguru kepada Ramaparasu sampai menjadi pendekar yang sangat sakti. Pada suatu hari ia ingin kembali ke rumahnya akan tetapi di tengah jalan ia mendengar seperti orang bertempur ternyata suara itu berasal dari padepokan sokalima saat uji kekuatan,ia melihat seratus orang yang bertempur melawan lima orang dan ternyata itu adalah pandawa dan kurawa,meskipun jumlahnya tidak seimbang akan tetapi pandawa yang hanya lima orang lebih unggul. Saat itu ia kagum melihat keterampilan memanah arjuna yang lihai dalam olah memanah, ia pun tidak mau kalah. Ia tiba-tiba masuk ke medan latihan dan memanah burung dengan posisi mata di tutup dan menghadap ke belakang,siswa-siswa yang melihatnya pun terkagum kagum. Arjuna yang merasa tersaingi pun mendatangi karna dan menantangnya perang,peperangan pun terjadi dan mereka sama-sama kuat dan seimbang. Sampai suatu ketika salah satu dari seratus kurawa berteriak dan mengejeknya”hai itu adalah anak kusir adirata,ia tidak pantas di sini,ia lebih pantas di kandang kuda”tidak hanya satu kurawa akan tetapi banyak kurawa yang mengejeknya sehingga terdengar ramai,ia pun merasa sedih dan menangis sambil meninggalkan tempat itu. Tiba-tiba duryudana dan sengkuni menghampirinya dan meminta maaf,sebagai permintaan maaf duryudana memberikan kerajaan awangga kepada basukarna ia pun menerimanya demi membahagiakan kedua orang tuanya,karna yang merasa girang berjanji aka selalu ada di saat duryudana membutuhkan. Setelah karna menjadi raja negara awangga ia mengunjungi rumah orang tua angkatnya adirata ia dengan bangganya memberitahukan bahwa ia telah di angkat oleh duryudana menjadi raja negara awangga. Bukan nya senang tapi adirata justru kecewa karena ia menjadi bawahan ratu yang berwatak angkara murka adirata mengusir karna dari rumahnya. Karna yang merasa sedih pergi kembali ke awangga. Dan tidak lama kemudian ia menikah dengan seorang putri dari negara mandraka,putrinya prabu salya ia memiliki dua anak bernama warsasena dan warsakusuma. Waktu terus berlalu dan sampai pada saat lakon kresna duta,ia di beri tau kresna bahwa sebenarnya ia adalah anak dari dewi kunti dan pandawa adalah adik-adiknya. Seketika itu wajahnya pucat dan matanya mengeluarkan air mata penyesalan,ternyata yang selama ini ia benci adalah saudaranya sendiri,ia juga di beri tau oleh kresna bahwa duryudana yang selama ini ia anggap baik hanyalah memanfaatkan nya. Akan tetapi nasi sudah jadi bubur,ia sudah terlanjur berjanji pada duryudana untuk selalu ada di saat duryudana butuhkan,sebagai satria ia tentu tidak mungkin mengingkari janjinya. Akhirnya di suatu malam yang sunyi ia menemui ibunya di taman negara amarta,dewi kunti yang sedang menangisi para pandawa yang pergi melakukan hukuman karena bermain dadu itu terkejut karena kedatangan satria yang tampannya mirip dengan arjuna. Karna mengatakan bahwa ia anaknya yang beberapa tahun lalu di buang di danau,alangkah terkejutnya dewi kunthi mendengar pernyataan karna seperti itu,dewi kunthi segera memeluk dan meminta maaf karena tidak bisa membesarkan karna. Karna pun menerima permintaan maaf itu dan bersumpah bahwa saat perang bratayuda nanti ia ingin melawan adiknya arjuna,setelah bersumpah seperti itu ia segera sudah tiba saatnya perang bratayuda sang adipati karna dengan gagahanya maju ke medan tempur. Akan tetapi sebelum bertempur ia datang menemui batara surya untuk menyerahkan pakaian sakti dan pusaka pemberian batara surya. Meskipun pakaian dan pusaka sudah di kembalikan ia masih punya pusaka dari hasil tapanya dan pusaka pemberian ramaparasu,ia pun dengan gagahnya menaiki kereta dan maju ke medan kurusetra. Banyak senopati pandawa yang gugur olehnya salah satunya gatotkaca,gatotkaca gugur karena terkena senjata andalan basukarna yaitu kunta druwasa. Melihat arjuna maju bertempur ia mendekatinya dan bertanding,meski awalnya arjuna menolak karena tau bahwa karna adalah kakaknya sendiri,akan tetapi karna bersikeras ingin melawan arjuna. Mereka pun bertanding,pertandingan pun berlangsung sangat seru karena mereka sangat mirip sehingga prajurit tidak ada yang berani mendekati mereka karena takut salah sasaran,sampai suatu ketika mereka bertanding panah di atas kereta mereka masing-masing. Karna memakai kereta kyai jatisurya yang di kusiri oleh salya,sedangkan arjuna memakai kereta kyai jaladara yang di kusiri kresna. Perang panah pun berlangsung sangat seru sampai suatu saat arjuna mengeluarkan panah andalan nya yaitu kyai pasopati. Panah pun di lepaskan dari busurnya,panah pasopati melaju sangat cepat di barengi oleh suara petir gemuruh yang sangat menakutkan. Basukarna yang juga ingin mengeluarkan pusakanya kyai kuntawijayandanu belum sempat melepaskan panah kunta,ia terkena panah pasopati milik arjuna terlebih dahulu di bagian lehernya sampai tembus ke belakang,ia pun jatuh dari kereta. Dewi kunti yang melihat karna sekarat segera menghampiri dan memeluknya dengan erat. Sebelum mati karna meminta maaf pada pandawa karena ia tidak bisa berperang membela pandawa ia juga memasrahkan panah kuntawijayandanu pada arjuna,tak lama kemudian ia menghembuskan nafas terakhirnya di pelukan ibunya.

cerita adipati karna versi jawa